Kamis, 13 Agustus 2015

Surga yang Tak Dirindukan

Apa kabar blog tercintaku? Apa kabar kalian yang suka nyasar ke sini? Maafin yah lama gak update. Banyak sekali alasannya tapi mending jangan dibahas karena lebih penting untuk membahas alasan aku nonton film ini yang udah tayang di bioskop sejak sebulan yang lalu dan kabarnya hingga saat ini masih ada beberapa bioskop yang masih menayangkannya dan belum menariknya dari peredaran. Oke, sebelum aku cerita alasannya dan bagaimana kisah film ini dari awal sampai endingnya, aku mau kasih tau kalo aku sekarang udah jalan semester 5 dan mata kuliahnya semakin berat. Doakan semoga otak gak bakal minta resign ya. Haha.


Aku gak punya banyak koleksi foto yang bisa aku masukin di postongan kali ini, karena aku cuma mau fokus sama filmnya. Alasan utama aku mau nonton film ini adalah trailernya yang bikin penasaran banget dan tentu saja pemain utama prianya adalah Fedi Nuril dan pemeran utama wanitanya Laudya C. Bella dan aktris kece berambut indah, Raline Shah. Alasan lainnya adalah salah dua pemain pendukungnya ada Kemal Palevi dan pemeran karakter favorit aku di ‘THE EAST’ netipi. Yang bikin kesel adalah film ini tayangnya di masa-masa libur panjang kuliahku, kalo gak salah 15 Juli lalu. Sedangkan aku posisinya lagi di kampung halaman bukan di kota perantauan. Udah mikir kalo gak bakal bisa nonton di bioskop, karena yakin nantinya saat udah balik ke Palembang, filmnya udah gak ada lagi dan terpaksa cari di youtube atau tunggu ada temen yang download atau yang paling menyedihkan, tunggu aja tayang di layar kaca yang kemungkinan besar bisa berbulan-bulan kemudian.

Ternyata dugaan aku salah. Film ini berhasil menembus satu juta lebih penonton yang sekarang semakin bertambah dan membuat dia bertahan di banyak bioskop di Indonesia. Alhasil, saat aku kembali ke Palembang tanggal 9 Agustus, beberapa hari yang lalu, aku coba search web resmi bioskop kalo ternyata filmnya masih ada. Aku yang sampe di Palembang jam 12 siang langsung berangkat ke mall deket kosan berdua dengan sahabatku untuk nonton yang tayang jam 6 sore. Tentunya kita berangkat setelah kosan berdebu tebal setelah dua bulan lebih ditinggal sudah kinclong bersih harum mewangi siap ditiduri.

Sialnya kita lupa kalo itu hari Minggu, ya harus rela bayar bioskopnya lebih mahal dari biasanya dan diapit dua pasangan saat nonton. Aku punya cerita tentang satu pasangan ini, nanti aku ceritakan di akhir postingan. Sekarang aku mau ceritain bagaimana kisah filmnya dulu. Buat yang belum nonton, maaf ya kalo kalian tau ceritanya dari aku bukan dari mata kepala kalian sendiri. Halah.

Topik utama film ini adalah poligami. Kisahnya bermula dari ada tiga sahabat mahasiswa arsitek yang sedang mencari sebuah masjid untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya. Salah satu dari ketiga sahabat itu adalah Fedi Nuril, pemeran tokoh utama pria, Pras. Pras adalah seorang anak yang dibesarkan di panti asuhan karena ketika kecil, Ia ditinggal oleh ibunya yang bunuh diri di depan kedua matanya. Di tengah pencarian alamat, Fedi melihat dari spion mobilnya ada seoramg anak kecil yang jatuh dari sepedanya dan kesulitan untuk bangun. Mereka pun mengantarkan anak tersebut ingin pergi, yaitu sebuah masjid tempatnya belajar dan disinilah untuk pertama kalinya Pras bertemu dengan Arini (Laudya C. Bella), dan mereka pun berkenalan. Pras jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu juga Arini. Singkat cerita, mereka pun berta’aruf dan kemudian menikah lalu dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Nadia, dan mereka berdua selalu memanggilnya Tuan Puteri.

Lima tahun kemudian, Tuan Puteri telah tumbuh dan menuruni bakat sang bunda dalam berdongeng. Suatu ketika, Tuan Puteri dan bunda Arini pergi ke desa berkunjung ke rumah nenek dan kakeknya. Kebetulan Pras, belum bisa berangkat bersama dikarenakan urusan pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. Di tengah perjalanan menuju kantornya, Pras melihat kepulan asap di jurang dan Ia mendapati sebuah mobil di sana. Ia membawa wanita yang ada di dalam mobil tersebut ke rumah sakit dengan segera. Wanita tersebut ialah Meirose (Raline Shah), seorang non muslim dari keluarga broken home di mana Pras mengetahui kisah wanita itu dari sebuah video di handphone Meirose yang ditemukan tim dokter terselip di baju pengantinnya. Ya, Meirose kecelakaan dalam keadaan memakai baju pengantin. Aku sempat mengira kalau Meirose ini kabur dari pernikahannya dan mengalami kecelakaan ternyata yang benar adalah Ia dalam kondisi hamil dan dijanjikan akan dinikahi namun malah dikhianati dan tertipu. Ia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi yang kemudian sengaja memasukkan mobil ke jurang, karena ia berniat bunuh diri.

Pras yang menunggu di depan ruang gawat darurat terkejut saat dokter meminta ia menyetujui istrinya di operasi untuk menyelamatkan anak yang ada dalam kandungan Meirose. Pras mengatakan pada dokter bahwa Meirose bukanlah istrinya namun Ia bersedia bertanggung jawab atas segala kebijakan rumah sakit terutama biaya.

Singkat cerita, lahirlah ke dunia seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Akbar Muhammad oleh Pras. Ketika Ia kembali ke kamar rawat Meirose, Pras tidak mendapati Meirose di tempat tidurnya. Pras meminta bantuan pihak rumah sakit untuk mencarinya dan Pras mendapatinya hendak meloncat dari atas gedung rumah sakit. Melihat situasi ini, Ia kembali teringat saat-saat ibunya hendak bunuh diri dulu. Ia tidak ingin, Akbar mengalami hal yang sama dengannya. Ia menangkap tangan Meirose yang saat itu sudah meloncat, Pras menangkap tangannya dengan tepat waktu. Di saat itu Meirose memaksa Pras melepaskan tangannya dengan semua umpatannya untuk laki-laki yang telah mengkhiantinya yang akhirnya membuat Pras berkata “Demi Allah, aku akan nikahi kamu” yang akhirnyan membuat Meirose luluh dan langsung memeluk Pras.

Meirose masuk islam dan malam itu juga didatangkan penghulu dan dua orang saksi yaitu dua sahabat Pras. Pras meminta dua sahabatnya untuk merahasiakan hal tersebut dari istrinya, Arini. Karena Pras merasa belum pas waktunya karena tak lama setelah itu, Arini menelpon meminta Pras segera menyusulnya ke desa dan setibanya Pras di sana, ada banyak orang berpakaian hitam-hitam. Alasannya adalah karena ayah Arini telah meninggal dunia hari itu. Di saat orang-orang berkumpul itu, ada seorang ibu dan seorang gadis datang dan langsung mendekati keranda jenazah ayah Arini dan menangis sesenggukan dan terbukalah rahasia selama 15 tahun dari mulut ibu Arini bahwa almarhum telah berpoligami.

Pras yang masih belum berani mengatakan kebenaran pada Arini semakin menciut ketika melihat reaksi Arini atas semua perkataan ibunya tentang poligami ayahnya. Di mana ayahnya menikahi perempuan itu karena kasihan dan menyelamatkan perempuan tersebut. Persis dengan apa yang dilakukan oleh Pras.

Langsung ke puncak masalah, di mana Arini akhirnya mengetahui semua yang disembunyikan oleh Pras dan Ia datang ke rumah Meirose dan mencaci maki Mei tanpa mau mendengar penjelasan dan permohonan maafnya hingga akhirnya Ia pisah rumah dengan Pras. Tuan Puteri yang tidak pernah tau permasalahan apa yang terjadi pada kedua orang tuanya tersebut akhirnya bertanya pada sang Ayah dan bundanya di depan sekolahnya. “Ayah sama Bunda marahan, ya? Kalo Ayah sama Bunda marahan, gimana kalian mau ngasih Pangeran kecil untuk Nadia?” Seketika itu juga, Pras menangis dan mengatakan bahwa ia dan Arini tidak ada masalah, dan menjelaskan pada putrinya bahwa Ia hanya banyak urusan kantor dan akan segera pulang ke rumah. Tuan Puteri percaya dan akhirnya tersenyum sambil memberi pesan pada ayahnya kalau beberapa hari ke depan akan ada pertunjukkan dirinya mendongeng. Pras berjanji akan datang.

Hari H yang dimaksud oleh Nadia pun datang. Nadia menunggu ayahnya yang tak kunjung datang dan memaksa bundanya untuk menelpon Pras. Arini pun akhirnya setuju dan ternyata Pras sedang dalam perjalanan menuju ke gedung pertunjukkan. Sesaat setelah Arini menelpon, Meirose juga menelpon dan panik memberi kabar bahwa Akbar tak kunjung berhenti muntah-muntah. Pras sempat bimbang dan akhirnya memutuskan untuk memutar mobilnya untuk segera membawa Akbar ke rumah sakit. Arini menelpon lagi dan saat Pras mengatakan bahwa ia belum bisa datang karena Akbar muntah-muntah. Mendengar itu Arini sedikit geram dan langsung mematikan handphonenya. Nah, ini adegan yang bikin nangis. Tak lama setelah itu Arini menelpon lagi dan kemudian menanyakan “Muntahnya cair atau padat?” Pras terdiam dan kemudian Arini mengulangi pertanyaannya dan Pras pun memberikan handphonenya pada Meirose karena Meirose pasti bisa menjawabnya. Arini lalu menanyakan suhu badan dan sebagainya lalu memberi saran dan cara mengatasinya. Ibu Arini, nenek Nadia yang berada di belakang Arini, langsung memeluk Arini. Sumpah terharu banget, sekarang aja aku ngetiknya gak kerasa keluar air mata.

Akhirnya tiba saatnya Nadia tampil namun Nadia belum mau memulai dongengnya dan terus menunggu sang Ayah. Ini terasa banger dramanya, tiba-tiba pintu kebuka dan Pras berdiri di sana. Nadia langsung tersenyum dan memulai dongengnya. Arini yang mulai menerima Meirose akhirnya meminta Pras untuk kembali ke rumah. Sampai suatu hari, Pras melihat di jalan ada seorang ibu-ibu yang akan diperkosa preman, niatnya tadi menolong malah berakhir petaka, Pras babak belur dipukuli dan kemudian masuk rumah sakit. Di sinilah mereka semua dipertemukan. Dan Arini mengatakan pada semua sahabatnya termasuk Nadia, bahwa Meirose kini adalah adiknya.

Di akhir cerita Meirose diundang ke rumah Arini dan bertemu Nadia. Nadia yang melihat Meirose membawa bayi laki-laki langsung tersenyum bahagia dan meminta Meirose menginap. Saat subuh datang, Arini mengetuk kamar dan mengajak Meirose solat berjamaah namun tak ada jawaban. Lalu ia membuka pintu kamar dan mendapati Meirose tidak ada, yang ada hanyalah Akbar dan sebuah handphone yang berisi video. Arini memutar video tersebut yang ternyata isinya Meirose pamit dan meminta Arini dan Pras untuk menjaga, merawat, dan mencintai Akbar.

Arini dan Pras langsung menyusul Meirose ke rumahnya dan dari informasi pembantunya, Meirose tengah dalam perjalanan ke ke stasiun karena memutuskan untuk menyusul ayah dan ibu tirinya ke Jakarta. Mereka berhasil menemukan Meirose yang sedang meletakkan kopernya di kereta. Pras membujuk Meirose agar tidak pergi karena Arini sudah mengikhlaskan keadaan tersebut, namun Meirose mengatakan bahwa tak ada wanita yang ikhlas berbagi, yang ada adalah ikhlas berkorban. Endingnya, Meirose memutuskan untuk pergi meninggalkan Akbar dan merelakan Pras terus berbahagia dengan Arini dan tidak akan menjadi orang ketiga lagi. Nadia pun kini memiliki pangeran kecil dan melanjutkan dongeng indahnya.

Yah, penonton selalu menyukai akhir yang bahagia. Satu lagi yang mau aku ceritain, pasangan yang di sebelah aku saat nonton. Oke, kami nonton di bangku ‘A’, yang paling atas di tengah orang pacaran. Pasangan yang duduk di sebelahku sepertinya bener-bener lagi kasmaran. Aku sempet denger si cewek bilang ke si cowok bahwa dia kedinginan dan si cowok pun memberikan jaketnya yang kemudian mereka tutup ke badan mereka berdua dan beberapa detik kemudian bangku aku goyang-goyang karena keikut bangku mereka yg juga goyang-goyang. Lagi ngapain coba? Gak mau suuzon sih, tapi minta disuuzonin banget :( Kalo seandainya mereka Cuma pacaran sih aku doain biar cepet nikah, ya kalo udah nikah aku doain mereka diberi kesadaran kalo di rumah jauh lebih aman. Apanya? Auk ah. Haha. Semoga kalian gak hilang fokus sama filmnya dan malah komen tentang akhir postingan ini, hehe. Well, this is end of the post. Thanks for reading, guys! Mangats semester limanya, Yak! Yuhuuu. 

5 komentar:

Jadilah blogwalker yg baik dan jangan jadi silent reader.. Berkomentarlah sebelum diharamkan.. No Spamming, No SARA. karena udah aku setting NO CAPTCHA :* (@tutiarahmi_)