Di postingan sebelumnya aku ada
niat untuk share apa aja yang aku
dapet dari ikut seminar pra nikahnya Kang Abay di Al Azhar CH Palembang. Tapi sebelum
bahas itu aku mau nyurahin apa yang aku pendem dari tadi siang, bahkan dari
kemaren setelah denger komentar-komentar orang soal aku yang ikut seminar “beginian”.
Aku gak ngerti sebenernya apa yang kalian pikirin tentang kata “seminar
beginian”. Niat aku ikut ini untuk nambah ilmu dan berharap bisa makin yakin
dengan pilihan hidup saat ini.
Dengan kata “beginian” akan
muncul banyak persepsi di benakku. Aku menganggap kalau kalian mengatakan itu
seolah-olah apa yang aku lakukan ini tak bermanfaat. Tak ada gunanya. Ada beberapa
yang berkomentar “Kayak kurang kerjaan
aja ikut beginian” Apa yang salah? Kalian pikir orang yang ikut seminar ini
pasti orang-orang yang pikirannya mau nikah (aja). Come on, guys! Tolong lebih
berpikir terbuka, sedikit saja. Memangnya apa yang ada di benak kalian? Aku mengira
kalo kalian beranggapan seminar pra nikah pasti lah membahas pernikahan, benar
begitu kah? Kalo iya, kalian salah besar. Untuk aku pribadi, sama sekali belum
berkeinginan untuk menikah sekarang, di usia yang baru menginjak 20 tahun, aku
masih sangat sangat belum siap. Niatku malah ingin menyelesaikan studi S2 dulu
baru mau berpikiran untuk menikah. S1 aja belum lulus. Aku pengen banget nikah
di umur 24 dan sudah punya gelar master. So, kalau sesuai rencana dan jodohnya
emang akan datang di waktu yang aku inginkan itu, setidaknya masih empat tahun
lagi. Kang Abay tadi juga bertanya, siapa yang memiliki rencana menikah pada
usia di bawah 25 tahun? Aku langsung ngacung, dan tebak, hampir semua peserta
juga begitu. Kang Abay juga mengatakan akan lebih baik jika menikah di atas
usia 22 tahun, khususnya wanita karena semua bagian tubuh terutama organ
reproduksi sudah benar-benar siap. Jadi setidaknya ada dua tahun lagi jika
menunggu usia 22. Lalu salah jika aku ikut seminar pra nikah sekarang?
![]() |
Gratis... |
Seminar pra nikah yang aku ikuti
tadi itu ya seperti judulnya “PRA” atau sebelum. Memangnya sebelum menikah itu
apa yang harus kita persiapkan? Apa yang kalian pikirkan? Semua orang toh
nantinya akan menikah kan. Nikah ya memang sudah jadi jalan hidup dan juga
bagian dari ibadah. Tapi tak tau lah jika kalian memang tidak berpikir untuk
menikah. Yang jelas aku sangat geram dengan kalian yang menarik kesimpulan kalo
orang yang ikut seminar pra nikah adalah orang-orang yang ‘gak sabar’ banget
pengen ngerasain nikah. Kita anggap memang benar. Di seminar tadi saja, hanya
disediakan 500 kursi, namun taukah kalian, ada 1000 orang lebih yang datang. Mereka
rela duduk lesehan tanpa kursi. Nah, mungkin dari sekian banyak orang yang
datang itu, separuh di antaranya memang adalah orang-orang yang ‘ngebet’ pengen
nikah.
Terus apa yang salah? Nikah itu ibadah, semua
orang yang sudah menikah mengatakan kalau nikah itu indah. Jauh lebih indah
dibanding masa pacaran yang sangat digemari oleh hampir semua remaja masa kini.
Entahlah. Yang jelas aku dan juga sahabatku yang pergi ke seminar itu tadi
mendapat komentar yang sama dan kami sama sekali belum berpikiran bahkan belum
siap untuk menikah. Sebenernya inti dari curhatanku ini satu, kalo kalian gak
suka sama apa yang kami lakuin, cukup diam dan berhenti memberi komentar yang
negatif, karena kalian gak tau sejauh mana komentar itu berpengaruh bagi yang
dikomentari. Aku sama sekali gak marah apalagi sakit hati. Aku cuma berharap
kalian untuk lebih mendisiplinkan diri sebelum berkomentar. Pikir dulu,
kira-kira orang yang dikomentari akan menerima dengan mengerti atau malah sakit
hati. Aku sih bisa menerima apa yang kalian pikirkan itu, cuma aku gak habis
pikir dengan anggapan kalian kalau ikut seminar pra nikah adalah hal yang ‘buang
buang waktu’.
Kita akhiri sesi curhatnya, aku
bakal bahas seminarnya. Beberapa hal yang aku dapat tadi. Mungkin bisa dibilang
ilmu, yang semoga bisa bermanfaat.Yang paling utama dan paling lama
dibahas tadi adalah dua pilar kehidupan menurut Kang Abay dan aku setuju. Do’a
dan mindset. Hidup ini memang sangat bergantung pada bagaimana kita
menjalaninya. Pasti pernah denger ungkapan, “Percayalah pada kekuatan do’a”. Aku
setuju sekali dengan kata-kata itu. Kita, khususnya aku sendiri seringkali tak
sadar bagaimana do’a sangat memiliki peranan besar dalam kehidupan kita. Setelah
mendengar banyak cerita dari Kang Abay tadi, yang tentunya kisah nyata dan juga
beberapa pengalaman pribadinya, aku baru sadar kalo ternyata do’a itu memang berperan
sangat besar. Misalnya saja aku pribadi, sebelum mulai ujian di kampus aku
selalu berdo’a supaya ujiannya dilancarkan, walaupun hanya merunduk sebentar
aku sempatkan berdo’a. Hasilnya, saat ujian, sesulit apapun soal, pasti bisa
menjawabnya. Terlepas dari jawaban itu benar atau salah. Lihat? Hanya sekedar
berdoa sebelum ujian. apalagi jika do’a itu memang kita panjatkan kepada Tuhan
dengan sepenuh hati. Seperti lirik lagunya Kang Abay “Di malam hening aku mengadu”. Yapss,
apalagi kalo sering berdo’a di sepertiga malam, aku yakin kekuatan do’a itu
akan semakin terasa. Tapi ingat, tak selamanya apa yang kita inginkan itu akan
dikabulkan. Tekankan juga dalam hati jikalau DIA tahu yang terbaik bagi hamba-Nya.
Terkadang apa yang kita inginkan akan diganti dengan apa yang kita butuhkan. Percayalah,
skenario-Nya adalah yang terbaik.
Terkait dengan keyakinan ini
tadi, terhubunglah kita pada pilar yang kedua, yaitu mindset. Aku juga sangat
percaya ini. Sekuat apapun kita berusaha, jika dalam pikiran kita, kita akan
gagal, maka akhirnya kita akan menemui kegagalan. Sebaliknya, jika keyakinan
dalam pikiran atau mindset kita yakin, kemungkinan hasilnya juga akan sesuai
dengan keinginan. Seperti aku sendiri, dulu saat di bangku SMK, sangat tidak
berani untuk mengungkapkan keinginan untuk kuliah pada orang tua tapi ada sisi
lain di pikiranku kalau aku pasti bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang itu
entah kapan dan bagaimana caranya. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Aku
mendapat beasiswa untuk kuliah di perguruan tinggi negeri di Sumsel. Aku mengira
aku hanya akan bisa kuliah jika sudah berpenghasilan sendiri, tapi nyatanya
Tuhan lebih suka jika aku bisa langsung melanjutkan kuliah di waktu yang memang
seharusnya. Contoh lain misalnya nilai selama kuliah. Di semester pertama, aku
hanya berani mematok target dengan mindset “nilai A tidak boleh lebih sedikit
dari nilai B, minimal harus imbang” hasilnya? Nilai A dan B-ku imbang. Semester
kedua dan hingga saat ini, aku ubah mindsetku kalau “nilai A harus lebih banyak
dari nilai B”, hasilnya selalu begitu, A lebih banyak dari B. Aku sangat
percaya bahwa mindset ini tadilah yang membuat aku bisa belajar lebih giat dari
sebelum-sebelumnya.
Kita tinggalkan bahasan tentang
pilar kehidupan. Kita lanjut ke bahasan seminar selanjutnya. Kang Abay membuat
pernyataan bahwa “AKTUALISASI CINTA HANYA ADA DALAM PERNIKAHAN”. Lagi-lagi aku
setuju. Gak ada yang lebih keren daripada laki-laki yang hanya akan
mengaktualisasikan cintanya setelah ijab terucap. Gak ada yang lebih
mengagumkan daripada seorang laki-laki yang tak akan menyatakan cintanya
kecuali ia memang telah siap menikahi. Gak ada yang lebih kece dari seorang
laki-laki yang jika diberi pilihan “Halalkan atau tinggalkan?” ia akan memilih
menghalalkan. Lah emang babi, haram. Oke ndak lucu.

Lalu M yang terakhir adalah
mendapatkan. Ini sangat jelas. Bagaimana kita bisa menjemput jodoh impian jika
kita belum mendapatkan seseorang yang diinginkan. Ya bisa dibilang incaran. Seperti
Kang Abay sendiri, yang jadi istrinya sekarang adalah temannya di SMA yang
menikah setelah beberapa tahun tidak saling berkomunikasi. Namun lucunya, Kang
Abay pernah menyatakan rasa ingin menikahi wanita itu di saat kelas 3 SMA. Dan kerennya,
ia tidak meminta wanita itu menunggu, ia hanya mengatakan ia ingin wanita itu
menjadi istrinya dan punya keyakinan itu akan terjadi suatu hari nanti tanpa
menutup kemungkinan bahwa mereka mungkin nantinya akan bertemu lawan jenis yang
jauh lebih baik dari keduanya. Kang Abay hanya menyatakan rasa tanpa mau
berkomitmen atau istilahnya menjalin hubungan alias pacaran. Terbukti dengan
mereka yang sama sekali tidak berkomunikasi di masa kuliah. Yang satu di Bandung,
yang satu di Jakarta. Sampai akhirnya mereka tak sengaja berkomunikasi kembali
lalu Kang Abay kembali mengatakan hal yang sama bahwa ia punya keyakinan wanita
itu akan menjadi istrinya, dan kali ini ia menambahkan maukah menjadi istrinya.
Wanita itu mau dan singkat cerita akhirnya mereka menikah dan kini telah
dikaruniai dua anak. Siapa yang gak mau kayak gini? Pertama kali jatuh cinta
langsung pada jodohnya.
Mungkin segini aja yang bisa aku
share kali ini, maafkan bila ada kata-kata yang menyakiti terutama di bagian
pembuka. Dan satu lagi, buat penggemar suaranya Kang Abay dan belum pernah
mendengar secara langsung, Sumpah suara aslinya emang keren banget dan
ngademin. Masih gak percaya kalo tadi udah liat secara langsung dari jarak
kurang dari 15 meter. Sudah tampan suaranya juga menenangkan, semoga masih ada
stok laki-laki seperti itu di dunia ini :D Inget ya, jangan hanya berharap,
pantaskan diri juga! *ngomong sama kaca*. Sebelum aku tutup, ada satu hal yang
cukup bikin geli tadi di saat seminar yaitu ada satu cewek yang jilbabnya sama
persis dengan yang aku pake. Rasanya itu nano nano, mau pulang iya, mau
nyamperin itu cewek ngajak foto bareng juga iya. Ya Lucu aja. Gak aneh sih, kan
bukan jilbab bikin sendiri, cuma jilbab beli di pasar, kesamaan warna ataupun
motif itu sudah sangat biasa.
![]() |
Gak ada dokumentasi sama Kang Abay, yaudah sama dia ajah. Bye! |
Well, this is the end of my post.
Thanks for reading and good night. Don’t forget to leave your comment and don’t
be ‘ANON a.k.a Unknown user’, please! :)
Lengkap banget ya tulisannya :)
BalasHapusMasa sih kak, kayaknya masih byk yg di skip haha
HapusNgomong dak ekot seminar itu huuhb
BalasHapusPercayooo??
HapusNiatnyo nak ngomen tadi, tapi la teliat komen nopri duluan, yosudah dk jadi, dak jadi. Wkwkwk
BalasHapusLucu nian sih Willy hmmm
Hapuskmren pas kang Abay k kotaku, pengen banget ikutan, tp ada jadwal kuliah yg g bsa ditinggalkan. makasih share ilmunya y Tiyak :))
BalasHapuspas aku ngeshare info seminar itu ke tman tman aku, responnya jg kaya gt. duuh mreka aja tuh yg agak agak agak
Emang kamu kota mana mut?
HapusIya sama2 ya semoga ilmunya sampe hehe
Dapet komen sama yaa haha maklumin aja ya aku emang suka nyurahin ke blog wkwk
yang pasti persiapannya untuk laki2 harus siap iman dan islamnya, juga planing buat acara nikahan.. hehe
BalasHapusHarus dong! Iman islam tu mutlak. Wajib hukumnya haha
HapusWah okeh juga nih mbak keren, ahi hi hi pokoknya muantappp deh tulisannya,
BalasHapusTerima kasih loh Kang (?)
Hapustapi saya sering menemukan seorang laki2 yang masih ragu ketika akan menikah namun belum ada biaya.. dan masih takut kalau sudah nikah,nanti biayai istri gimana ? kalau punya anak biayainya gimana ? dan sederet pertanyaan lainnya.. kayaknya lelaki seperti itu harus baca postingan ini deh. hehe
BalasHapusLangsung aja kasih link blog ini ke orangnya, Mbak.. *eh hahaha
HapusItu sampe 1000 orang banyak banget yang dateng! Udah pada kebelet nikah kali ya?:(
BalasHapusAnyway, gue juga yakin 85% orang disana pasti jones. Hmm.. haha :D
dan 95% asli jomblo, tulen. hmmm
Hapusdek, apakah ada dokumentasi foro seminarnya?
BalasHapusdek, apakah ada dokumentasi foro seminarnya?
BalasHapusada sih mba ya cuma gak bagus. duduk paling belakang :')
HapusMasya Allah.. Ini alasannya kenapa pput suka bgt sama Kang Abay, apalagi lagu-lagunya.. Menginsfirasi bgt,, Kisah cintanya ituloh subhanalloh..
BalasHapusSekarang, masih adakah ikhwan yang seperti itu?? Insya Allah ada yaa :D #ngarep
Pantes pantesin diri dan terus berusaha hahaha
HapusWih ada ya seminar gini :D hehe baru tau aku pasti nambah wawasan banget
BalasHapusGoogling aja 'seminar pra nikah' banyak pasti hehehe..kok bisa nyasar kesini ya tapi? :))
HapusNice post. makasih kk ilmunya. semoga bermanfaat in syaa Allah
BalasHapusAamiin terima kasih sudah mau baca! :)
Hapus