Assalamu’alaikum. Alhamdulillah
akhirnya ada waktu untuk ngepost kali ini. Sesuai dengan janjiku di postingan
sebelumnya, kali ini aku mau posting tentang review aku untuk film Tausiyah Cinta.
Sebuah inovasi baru perfilman Indonesia yang membawa banyak pesan kebaikan dan
insya Allah memotivasi setiap orang yang menyaksikannya. Ini bisa dibilang film tersyar'i yang pernah ada di Indonesia.
Sebelum masuk ke review film, mau
sedikit cerita kalo untuk aku pribadi film ini cukup bikin kesel di awal
promosinya. Karena apa, janji tayang Oktober dan buktinya malah tayang Januari.
Aku tau ini bagian dari strategi promosi jadi gak apa lah itung-itung melatih
kesabaran. Yang jelas penantian aku selama kurang lebih tiga bulan gak berakhir
sia-sia karena filmnya memang luar biasa. Awalnya alasan utama pengen nonton
itu ya karena para pemain utamanya: Rendy Herpy yang memang kegantengannya gak
perlu diragukan lagi ditambah aktor dari casting yang gak kalah tampan, Hamas
Syahid. Hehehe. Terus bintang utama wanita yang cantik dan berhijab sempurna,
Ressa Rere.
Sesuai gambar di atas, Rendy
Herpy memerankan tokoh bernama Lefan Aurino. Lefan ini adalah sosok yang tegas
dan pekerja keras. Hamas Syahid memerankan tokoh bernama Azka Pradipta. Azka
merupakan arsitek hebat yang mendapat cobaan hidup yang luar biasa yang
menyebabkan kesuksesannya yang menuju puncak hilang seketika. Satu lagi, Ressa
Rere memerankan tokoh utama wanita bernama Kareina Zahra yang merupakan
mahasiswa cerdas dan sangat berbakti dengan orang tuanya.
Aku gak akan bikin postingan ini
jadi spoiler, jadi aku bakal ceritain adegan-adegan yang menurut aku layak
untuk diambil hikmahnya. Oke untuk yang pertama dan yang menjadi penyebab
bertemunya ketiga pemeran utama adalah hasil penelitian atau ide seorang
mahasiswi yang tidak lain adalah Kareina. Idenya adalah tentang inovasi untuk
mendaur ulang air wudhu. Karena ide ini lah Lefan dan Azka terlibat dalam
sebuah projek dan akhirnya menjadi teman dekat. Tapi sayang cerita daur ulang
air wudhunya gak berkelanjutan, gak tau jadinya kayak gimana karena ini bukan
inti utama film.
Karena projek ini juga akhirnya
seorang Lefan jatuh cinta pada Kareina dan berniat untuk melamarnya. Ini nih
salah satu yang bikin baper, jatuh cinta langsung dateng menghadap ayah sang wanita.
Dua jempol! Haha. Sayangnya ketampanan dan keberanian Lefan tidak cukup membuat
Kareina menerima lamarannya, karena Reina mencari sosok lelaki yang lebih baik
agamanya daripada Lefan. Di sini Lefan bukanlah seorang ahli ibadah. Lefan
punya alasan tersendiri kenapa ia jarang beribadah, yaitu kehancuran dalam
keluarganya. Sang ayah yang menikah lagi dan ibu yang meninggal karena terlalu
larut dalam pedihnya dikhianati dan juga sang kakak yang adalah pendakwah namun
tidak pernah memperhatikan dia. Lefan berpikiran bahwa ibadah yang dilakukannya
adalah percuma.
Kareina yang menolak lamaran
Lefan menyebabkan sang ayah kecewa. Karena di mata ayahnya, Lefan tak mempunyai
cacat, tampan, dan tentu saja mapan. Nah, di saat Reina meminta maaf pada sang
ayah, di sini air mata mulai keluar. Reina yang menganggap bahwa hal itu telah
membuat ayahnya bersedih padahal sang ayah telah menerima keputusan Reina yang
hanya mau menikah dengan yang baik agamanya. Kalimat indah yang keluar dari
mulutnya di sela tangisannya yang sampe sekarang gak aku lupa “ Ayah, aku hanya ingin menikah dengan
laki-laki yang jika bersamanya, Allah dan surga-Nya terasa dekat” jujur
sebelum denger kalimat ini, aku hanya membayangkan calon suami yang tampan,
mapan, yang intinya indah fisiknya. Ya dua puluh tahun udah wajar kan kalo
mikirin calon suami hehehe.. tapi setelah denger kalimat ini, aku akhirnya
setuju dengan pernyataan yang sering dilontarkan ibuku “Nak, ganteng akan hilang dimakan usia, harta bisa habis sekejap jika
Allah berkehendak. Carilah sosok lelaki yang mencintaimu apa adanya bukan
lelaki yang hanya bisa membual saja”. Duh nulis ini jadi baper lagi.
Lanjut, akhirnya sang ayah menemukan
calon yang dirasa pas dan sesuai keinginan Reina. Mendengar kabar Reina akan
menikah, Lefan galau. Lalu Lefan mencari Azka dan berniat ingin curhat pada
temannya itu. Namun, tanpa sepengetahuan Lefan, Azka ternyata sedang mendapat
musibah. Azka buta karena sebuah kecelakaan. Ada satu adegan yang mengharukan
karena kecelakaan Azka ini. Azka yang sejatinya merantau ke Jakarta tidak ingin
ibunya tau kalau dia telah buta. Sementara ibunya di Surabaya mengalami sakit
parah dan koma sehingga adik Azka juga tidak tega untuk memberitahukan hal itu
pada Azka. Sampai akhirnya ada teman Azka yang keceplosan menanyakan kabar ibu Azka
yang sedang koma. Azka langsung terkejut dan menangis sejadi-jadinya disusul
oleh tangisan para penonton di bioskop. Sumpah, aku langsung mewek liat ini.
Gak sanggup. Gak kebayang gimana dan apa yang akan aku lakuin kalo aku jadi Azka.
Hingga akhirnya Azka pun memutuskan untuk pulang ke Surabaya dan berhenti dari
pekerjaannya sebagai arsitek dan semua orang di kantornya, kehilangan.
Saat Azka di Surabaya, ada satu
perbincangan di mana Azka bertemu sahabatnya yang diperankan oleh Irwansyah. Aku
lupa nama sahabatnya itu, anggap saja si Fulan. Di sini si Fulan berniat untuk
mengajak Azka ke Jerman untuk operasi, namun Azka menolaknya. Sampai akhirnya si
Fulan menyimpulkan bahwa Azka merasa bahwa hanya dirinya yang dilanda masalah. Satu
kalimat si Fulan yang juga membekas dan cukup nampar adalah:
![]() |
Baca caption instagramku, oh ya yang main instagram bolelah difollow. Hehe. |
Akhirnya Azka menerima segala cobaan dari Allah
tersebut dan melupakan segala hal duniawi, ia memutuskan untuk melanjutkan dan
menyempurnakan hapalan Al qur’annya. Oh ya ada satu adegan yang cukup menarik
dan mengundang gelak tawa saat Azka belum kecelakaan. Di mana ia sedang berada
di masjid dan mencoba untuk mengingat hapalannya, ia sedikit lupa di tengah
kalimat lalu ada lelaki lain yang menyambung kalimat tersebut, di sini Azka
sedikit terkejut namun merasa bahagia, kira-kira begini ekspresi bahagianya:
Ini ambil dp bbm temen yang sempet-sempetnya moto di bioskop
Berpindah ke bahasan lainnya, ada
satu lagi pelajaran yang cukup berharga tentang dakwah. Ini tentang kakak
Lefan. Kakaknya tersebut adalah seorang wanita pendakwah yang sudah banyak
sekali undangan untuk pengajian. Sampai suatu malam Lefan dan kakaknya berada
di sebuah perdebatan yang intinya adalah Lefan menerima jika kakanya adalah
seorang pendakwah, tapi Lefan akan lebih bahagia jika kakaknya punya lebih
banyak waktu untuk keluarga terutama tentang dakwahnya. Lefan ingin kakaknya
lebih baik berdakwah dulu di depan keluarga sehingga kehancuran keluarganya
tidak pernah terjadi. Di luar dugaan Lefan, kakaknya shock karena teguran Lefan
tersebut dan membuat penyakitnya kambuh hingga akhirnya meninggal dalam
penyesalan. Satu hal yang penting menurutku, ada banyak sekali orang-orang
seperti ini. Dia merupakan pendakwah yang terkenal tapi banyak keluarganya yang
tidak mengerti agama. Sederhananya, ada temanku yang selalu berdakwah di sosial
medianya, mengingatkan keutamaan berhijab dan menjauhi zina, tapi adik dan
ibunya sendiri tidak berhijab bahkan adiknya selalu mengumbar foto mesra
bersama pacarnya. Kira-kira begini lah maksud Lefan. Apa salahnya jika
berdakwah di hadapan keluarga dulu, baru mengingatkan masyarakat yang lebih
banyak lagi. Karena ada firman Allah yang intinya adalah jagalah keluargamu
dari siksa api neraka. Sekali lagi, ini benar-benar banyak terjadi di kehidupan
kita. Semoga kita dan keluarga selalu berada di lindungan-Nya dan selalu
diridhoi. Aamiin.
Bagi yang penasaran silahkan ke
bioskop untuk menyaksikan film syar’i ini karena begitu banyak pelajaran dan
hikmah yang dapat dipetik. Aku sendiri udah jatuh cinta sama pemeran Azka. Nah
loh ini salah fokus, hehehe. Ada satu lagi film yang diperankan oleh Hamas
Syahid dan sudah tayang di bioskop sejak kemarin, Ketika Mas Gagah Pergi. Di bawah
adalah poster filmya. Liat trailernya sih kayaknya oke juga dan tentunya
bernuansa islami layaknya Tausiyah Cinta, tapi bedanya, masih ada adegan yang
memperlihatkan aurat wanita sedangkan di Tausiyah Cinta semua wanita mengenakan
hijab dan tak ada adegan berdua-duaan yang bukan mahram. Reina naik ojek pun
tidak dibonceng oleh ojeknya. Nah kan jadi bingung? Yaudah nonton aja mumpung
filmnya belum turun layar alias makin banyak menambah layar di seluruh
Indonesia.

Oh ya satu lagi, soundtrack film
Tausiyah Cinta juga enak banget buat didengerin. Recommended buat lagu
pengantar tidur. Lembut dan adem banget dengernya. Oke deh, kayaknya segini
dulu reviewnya, semoga gak terlalu spoiler ya. Dan semoga bulan ini cuma nikahan
Fedi Nuril aja yang bikin sedih, bukan nikahan mantan. Wkwk.
Lebih menggegerkan dibanding teror bom Sarinah.
Akhirnya, this is end of my movie review. Semoga nanti di posting selanjutnya bisa posting review film Ketika Mas Gagah Pergi. Ini lagi nyesuain jadwal sama temen biar bisa nonton. Semoga ada yang nungguin postingan aku selanjutnya. Hehehe. Thanks for reading, guys. I love you if you leave comment. Wkwk.
Padet reviewnya, Rahmi. Emang ya film dengan genre kayak gini paling banyak diminati cewek-cewek.
BalasHapusTapi pas aku nonton byk kok cowok2 yg nntn jugak
Hapusaaaak jadi pengen nontoooooon :G sarat makn nampaknyaaa
BalasHapusJadi udah nonton belum nih? :D
HapusWah, ada film bagus lagi. Gak akan sempet nonton lagi kayaknya gue. Huhu.
BalasHapusSibuk mulu.
Seorang rifqi sibuk apaab sih?
HapusYakkk kapan curhat lagi. Aku merindukan curhatanmu. Dan senyumanmu yang ditekuk 70° ke arah bawah :) eaaa wkwk
BalasHapusBaru tau sekarang ado komen kayak ini ._.)
Hapuspenasaran pengen nonton
BalasHapusbisnis komunitas terbaru 2015
BalasHapusbisnis komunitas bantuan sosial
sobelindo
bisnis komunitas online
bisnis komunitas 2016
bisnis komunitas terbaru 2016
bisnis komunitas SCP Indonesia
Komunitas scp indonesia
scp indonesia
Aaaa sampe sekarang belum nonton film ini,, di tasik belum ada :( huhuhuhu
BalasHapusBeli dvd nya ajaa hehe
HapusBeli dvd nya ajaa hehe
Hapus