Selasa, 28 Oktober 2014

Apa kabar, Hati?

Hey hati, apa kabarmu? Kudengar kau sedang retak. Apa gerangan terjadi? Apa penyebabnya? Bisakah kau ceritakan padaku? Mungkin aku tak bisa banyak membantumu, namun setidaknya aku bisa mengurangi beban yang sedang jadi pusat keresahanmu..

"Entahlah. Mungkin memang benar aku sedang retak, bahkan mereka berpendapat bahwa aku sedang sakit parah. Aku kehilangan semangat untuk beberapa saat yang lalu. Sedetik setelah sederet kata-kata tajam keluar dari mulut seorang pria yang aku cintai. Kata-kata yang mungkin baginya adalah sebuah kejujuran, namun bagiku itu sangat menyakitkan. Aku langsung terdiam kala itu. Aku seperti ditikam. Aku juga heran apa yang sebenarnya terjadi padaku. Seseorang berpendapat bahwa 'mungkin' ia sedang menunjukkan perhatiannya, namun entah mengapa, itu bagai belati yang baru selesai diasah, yang kemudian ditusukkan padaku".

Kata-kata tajam seperti apa? Mengapa begitu menyakitkan?

"Aku tak ingin menjelaskan. Yang kutau, seharusnya ia tak perlu mengatakan itu. Ia tak perlu menunjukkan pendapatnya jika itu hanya membuat seseorang terluka. Iya aku tau aku harus menghargai pendapat orang lain, tapi untuk saat itu, aku benar benar kehabisan kata-kata. Aku benar benar tak menyangka akan keluar kata-kata seperti itu dari mulutnya. Ia yang begitu aku kagumi karena diamnya. Ia yang begitu aku kagumi karena tak pernah menunjukkan emosinya. Aku kecewa. Jika memang dia tak bisa bahkan tak akan pernah ingin membuatku tersenyum, setidaknya ia tak membuatku terluka".

Sepertinya aku mulai mengerti, lalu apa yang kau kini kau pikirkan?

"Kau harus tau wahai teman, aku menyukai pria ini sejak pandangan pertama. Dialah yang membuatku percaya bahwa jatuh cinta pada jumpa pertama itu bukan bualan belaka. Aku benar-benar merasakannya. Wajahnya, senyumnya, perilakunya telah membuatku terpesona. Kau tau? Pandangan pertama itu terjadi lebih dari satu tahun yang lalu. Jadi apa kesimpulannya? Ya, rasa suka itu telah lama menjelma menjadi rasa sayang bahkan aku mencintainya. Tapi sejak kejadian itu, aku merasakan sakit yang teramat sangat. Begitu kecewanya, betapa ia tak sedikitpun merasakan kehadiranku. Sedikitpun ia tak berniat menjaga perasaanku. Sedikitpun aku tak bernilai di matanya. Dan makin kesini, aku merasa benar-benar tak ada harapan untukku. Aku merasa, mungkin ada seseorang yang jauh lebih baik dibandingkan aku, di hatinya."

Semudah itu kah perasaanmu berubah?

"Tak ada yang bilang perasaanku padanya berubah. Sulit untuk melupakan seseorang yang telah memberi warna di hidupmu. Hanya saja, aku sedikit takut untuk mempertahankan. Aku takut esok lusa akan ada yang lebih menyakitkan. Hatiku belum siap untuk merasakan perih kembali. Semakin hari, ia makin terlihat berbeda. Ia dekat dengan semua wanita. Entah apa yang terjadi. Mungkin memang pesonanya tak hanya memikatku. Kurasa banyak wanita menyukainya. Inilah yang membuatku semakin tak kuat jika bertemu dengannya. Aku tak berani menyapanya, namun di saat yang sama, di saat ketakutanku itu timbul, ia bercengkrama dengan wanita lain yang juga temanku. Aku tau itu adalah haknya, tapi aku tak bisa menerimanya. Aku lebih memilih untuk pergi dari sana. Jika situasinya aku tak bisa lari, aku memilih untuk mencari sesuatu yang lain untuk mengalihkan perhatianku. Tapi tetap saja aku tak bisa".

Lalu, apa namanya jika bukan perasaan yang berubah?

"Mungkin rasa percaya diri yang mulai luntur. Harapan yang perlahan mulai sirna. Kecemasan akan takut sakit hati lagi. Atau mungkin, tak siap menerima jika melihat ia bersama orang lain, walaupun kemungkinannya sangat kecil. Aku tak ingin berusaha menghapus perasaanku padanya. Aku hanya sedang menenangkan diriku sendiri. Untuk memaafkan kesalahan yang mungkin memang tak ia sengaja. Kesalahan yang tak akan pernah ia sadari. Aku sedang berusaha menjaga diriku agar tetap tegar. Masalah perasaan cintaku padanya? Kuserahkan pada yang Maha membolak balikkan hati. Kupasrahkan pada-Nya apapun nanti yang harus terjadi. Selalu meminta pada-Nya untuk menegarkan aku. Menjadikan aku sebagai pribadi yang siap jatuh cinta, namun siap juga untuk patah hati".

Berniat untuk pindah ke lain hati?

"Tentu saja tidak. Aku masih mencintainya. Aku sangat menyayanginya. Aku selalu rindu jika tak berjumpa dengannya. Namun karena sakit hati ini, aku selalu mencoba untuk tak memikirkannya dan sepertinya aku berhasil. Tak seperti dulu dimana ia selalu ada di otakku. Jika aku ini punya pintu, dialah orang yang duduk disana. Tak masuk, tak pergi. Ia lah yang menghalangi orang lain yang ingin datang dan menyapaku".

Tak berniat mengusirnya?

"Ya, aku malah tak ingin ia pergi. Aku malah ingin memaksa ia masuk. Tapi apa daya aku tak cukup berani. Kau tau? karena cinta, seseorang bisa menjadi sangat berani, tapi juga bisa menjadi takut sejadi-jadinya. Aku? takut. Takut bertepuk sebelah tangan, takut ia malah menolak mentah mentah dan benar benar meninggalkan pintu hati yang malang ini".

Sekarang apa yang kau mau? Apa rencanamu wahai hati?

"Teman teman menganjurkan untuk membuka diri pada yang lain. Yang juga ingin mengenalku. Yang mungkin bisa membuatku tersenyum. Tapi masalahnya, siapa? Adakah yang benar benar ingin menjagaku? Kurasa aku yang terlalu menutup diri walau aku tau nasihat mereka ada benarnya. Namun apa daya, hanya waktu yang bisa menjawab semua pertanyaan ini. Kita lihat saja nanti ke depannya seperti apa. Kini aku hanya ingin melalui hari dengan semangat dari sahabat-sahabatku. Ingin menjadi hati yang kuat. Hati yang tegar dan bisa menerima apapun konsekuensinya bila memilih cinta. Iya, aku harus selalu siap sedia untuk sakit bahkan patah hati (lagi)".

Oh Tuhan, kuharap kau selalu kuat wahai hati. Lakukan apa yang menurutmu pantas kau lakukan. Pertahankan apa yang memang pantas dipertahankan. Namun, jika kau tau yang kau pertahankan tak pernah menyadari perjuanganmu, itu adalah sebuah kebodohan yang harus kau akhiri. Pada akhirnya, aku hanya meminta kau untuk terus berjuang, hingga kau benar benar lelah dan tak sanggup lagi. Kau tau apa yang terbaik untukmu, hati! J

13 komentar:

  1. Ituuu..... "J" bukan hanya huruf yang numpang kan...jadi keinget film Mumun. si Jepri.
    Tapi kalo tentang hati sih, aku gak bisa ikut-ikutan. Yang sering berhubungan dengannya saja tidak bisa mengerti, apalagi yang berada jauh dari ragawi. Moga hatinya tenang aja yah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kamu buka dari henpon ya haw? itu emot senyum. gatau kenapa kalo di hape berubah jadi huruf J :D makasih doanya haw ;;)

      Hapus
    2. Iyah, tapi ini udah buka pake kompi, kok masih berbentuk 'J' ya.... emang dasar hati, saat dia sedih, mau membuat senyum saja malah bermakna lain.

      Hapus
  2. sakitnya itu sampai di hati ya mbak,... mudah mudahan cepet selesai permasalahannya...

    BalasHapus
  3. mateeeeeeeee galau nih, tenang kok ada aku yang bakalan menghapus air matamu~

    BalasHapus
  4. Selamat ber Galau ria ya kak.. HIHI :-D

    BalasHapus
  5. semoga hati nya dapat di generasikan , agar hati yang baru dapat menyambut hari-hari baru pulak.

    BalasHapus

Jadilah blogwalker yg baik dan jangan jadi silent reader.. Berkomentarlah sebelum diharamkan.. No Spamming, No SARA. karena udah aku setting NO CAPTCHA :* (@tutiarahmi_)