Senin, 13 Agustus 2018

Resign

Salam..

Sebagai pemilik blog yang meng-klaim dirinya sebagai seorang karyawati, kali ini aku ingin  menceritakan pengalamanku setelah memutuskan resign dari sebuah perusahaan yang terbilang cukup besar karena sudah memiliki puluhan ribu karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Awalnya aku bisa bekerja di sana adalah sebulan setelah resmi diwisuda, Mei 2017. Info dari seorang sepupu kalau ada kantor cabang baru di kotaku dan membutuhkan seorang sarjana untuk menjadi staf administrasi. Berhubung sedang sangat semangat mencari pekerjaan, tanpa pikir panjang aku langsung menulis surat lamaran kerja dan menyiapkan semua dokumen pendukung. 
Sumber: CK Science
Dua hari kemudian, aku ditelpon untuk datang ke kantornya (kurang lebih 13 kilometer dari rumah) di sore hari ba'da Ashar. Ternyata di sana sudah ada satu orang laki-laki yang juga ikut melamar. Kami diwawancara dan diminta mengerjakan beberapa soal psikotes. Satu jam kemudian kami diperbolehkan pulang dan diminta untuk menunggu panggilan jika diterima.

Singkat cerita aku ditelpon 3 hari kemudian dan diminta untuk membawa foto kopi buku rekening. Dengan kata lain, mereka memintaku untuk memberikan informasi rekening yang akan dijadikan rekening untuk penggajian. Wah, langsung konek kan ya, artinya aku diterima untuk bekerja di sana. Sebulan pertama aku kesusahan karena masih belum berani untuk mengendarai sepeda motor di jalan lintas utama sejauh 13 KM, namun lambat laun kuberanikan diri mengingat gaji yang pas-pasan habis karena ongkos pulang pergi. 

Setengah tahun bekerja, aku diundang rapat ke kantor pusat yang ada di Lampung. Di sana aku sangat senang karena akhirnya bisa bertemu dengan orang-orang yang selama ini hanya bisa aku lihat di profil Whatsapp. Setelah pertemuan itu, kami menjadi semakin akrab. Dalam artian makin sering saling komentari status ataupun ig story. 

Makin lama bekerja, mulai ada perasaan jenuh dan bosan karena pekerjaan yang aku lakukan hanya itu-itu saja. Tantangannya hanya ada di akhir bulan mau tutup buku, atau jika ada kesalahan input dan kalau ada alat elektronik yang bermasalah. Tak pernah ada masalah yang cukup berat yang membuatku merasa tertantang. Aneh memang, di saat orang menginginkan kemudahan dan ketentraman dalam bekerja. Aku malah ingin menemui kesulitan. Bukan itu maksudku. Aku hanya bosan karena pekerjaanku sebatas itu saja dan aku sudah sangat menguasainya. Aku butuh sesuatu yang baru yang bisa menambah ilmu dan pengetahuanku dalam bekerja. 

Sampai suatu ketika bos kami harus berganti. Entah hanya perasaanku saja atau memang kebetulan, masalah datang bertubi-tubi untuk bos baru kami ini. Aku tak bisa menceritakannnya di sini karena itu bisa jadi termasuk dalam rahasia perusahaan, aku yakin beberapa dari yang membaca nantinya tau perusahaan mana yang kumaksud ini. Yang jelas, karena masalah-masalah ini, aku jadi takut kena 'sial' juga. Tapi hal itu tidak sampai membuatku ingin berhenti, karena rekan-rekan kerja di sana saling menyemangati satu sama lain. FYI, aku satu-satunya wanita di sana. 

Sekitar dua bulan terakhir sebelum memutuskan resign, yaitu sekitar April 2018 aku sudah tidak nyaman lagi menjalani pekerjaan. Bangun tidur rasanya sangat tidak semangat, berharap pagi bisa datang lebih lamban. Ada 1 alasan besar sebenarnya, tetapi hanya ibuku yang berani kuceritakan. Aku tidak bisa bercerita dengan orang lain tentang ini. Aku harap ibuku tidak akan pernah keceplosan akan hal ini. 

Sampai pada akhirnya di awal Juli, aku mendapat telpon dari seorang Bapak yang pernah menjadi pembinaku selama kuliah karena beasiswa dari BUMN. Kalian bisa baca tentang beasiswaku ini di postingan teratas di bagian 'Paling sering dibaca' :D. Back to topic, beliau menelponku memintaku untuk datang ke kantornya karena ada yang ingin disampaikan.

Esoknya aku ke kantor beliau menemuinya dan mendapat info yang cukup untuk membuatku galau bermalam-malam kemudian. Beliau mengatakan kalau aku berminat, ada posisi yang bisa kuisi. Jujur aku tidak mengerti posisi apa itu dan tidak berani karena sangat-sangat buta di bidang itu tetapi aku disarankan untuk menemui dulu yang bersangkutan, yang membutuhkan tenaga kerja. 

Tiga hari tiga malam aku galau memikirkan hendak memilih resign dari ketidaknyamanan, atau pindah ke tempat kerja baru yang tingkat ketidakpastiannya juga belum bisa diandalkan mengingat aku belum paham apa-apa dengan jobdesk pekerjaan baruku nantinya. Aku meminta pendapat ke ibu, teman-teman di kantor, dan beberapa sahabat, mereka tidak menyarankan aku apa-apa, mereka hanya memberi saran pilih mana yang kira-kira bisa membuatku senang untuk menjalaninya. Akhirnya, aku memutuskan membuat surat pengunduran diri. Cukup sulit untuk meyakinkan atasanku, karena mereka mengira bahwa alasan diterima di tempat kerja lain sangat tidak masuk akal karena mereka tau aku tidak pernah izin untuk mengikuti tes ataupun wawancara kerja. Akhirnya aku diminta untuk mengajari admin penggantiku selama 3 hari. Di sela-sela 3 hari itu aku menemui Bapak yang mencari tenaga kerja tadi ke kantornya.

Saat bertemu beliau, aku katakan sejujurnya bahwa aku sama sekali belum memahami pekerjaanku nantinya dan juga mengatakan sudah resign. Beliau cukup terkejut dan bertanya, 'Kenapa lebih milih coba ke sini kan belum tau apa-apa?' Kujawab saja 'justru itu Pak, aku ingin mengubah ketidaktahuan ini jadi banyak ilmu baru. Kalau aku bertahan di sana, aku hanya akan menemui lelah setiap harinya' Beliau manggut-manggut dan langsung menghubungi seorang Bapak lagi yang nantinya akan menggajiku atas pekerjaan ini. 

Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan Bapak itu dan benar-benar merasa bodoh karena berbicara dengan beliau membuat aku berpikir 'Wah, ilmuku masih sangat tipis, gak ada apa-apanya sama sekali' Di sini, beliau sempat bertanya, setelah menjelaskan sebagian kecil tugasku nantinya 'Yakin mau bergabung?' Kumantapkan hati menjawab 'Iya Pak, mohon bimbingannya, Bapak sudah tau batas pengetahuan saya di bidang ini' Beliau hanya tersenyum dan mengatakan 'Mari belajar bersama'. Terlalu keren gak sih?? :)))

Jadi, per hari ini sudah lebih sebulan aku resign dari kantor sebelumnya. Sama sekali tidak ada penyesalan karena aku merasa di sini aku banyak mendapatkan ilmu dan juga banyak mengenal orang-orang baru yang menyenangkan. Semoga ke depannya bisa lebih banyak hal baru yang kudapat dan bisa menjadi loncatan karir yang lebih baik. 

Sekian, postingan ini dibuat dalam keadaan sedih namun senang, karena teman-teman dekat sudah mulai pada menikah :D Jangan tanya aku kapan nyusul, kepikiran aja belum :p Masih sangat menikmati menjalani karir dan masih ingin fokus membahagiakan ibunda tersayang. Well, this is the end of my post. Thanks for reading :) See Yaaa!!! 

2 komentar:

  1. aamin, kk hanya bisa mengamin setiap doamu di setiap sujudmu dek. semoga jodohmu datang secepatnya. dan rezekimu berlimpah.

    BalasHapus
  2. Segera bergabung di HASHTAG OPTION, Platform Trading FOREX berbasis di Indonesia.
    PILIHAN TRADER #1
    - Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
    - Trading di peralatan apa pun
    - Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
    - Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT


    Jika anda bingung mencari broker yang aman dan tercepat, anda bisa bergabung bersama kami.
    Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
    Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
    Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
    Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......

    Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!

    BalasHapus

Jadilah blogwalker yg baik dan jangan jadi silent reader.. Berkomentarlah sebelum diharamkan.. No Spamming, No SARA. karena udah aku setting NO CAPTCHA :* (@tutiarahmi_)