Jumat, 22 Januari 2016

Tausiyah Cinta

Assalamu’alaikum. Alhamdulillah akhirnya ada waktu untuk ngepost kali ini. Sesuai dengan janjiku di postingan sebelumnya, kali ini aku mau posting tentang review aku untuk film Tausiyah Cinta. Sebuah inovasi baru perfilman Indonesia yang membawa banyak pesan kebaikan dan insya Allah memotivasi setiap orang yang menyaksikannya. Ini bisa dibilang film tersyar'i yang pernah ada di Indonesia. 



Sebelum masuk ke review film, mau sedikit cerita kalo untuk aku pribadi film ini cukup bikin kesel di awal promosinya. Karena apa, janji tayang Oktober dan buktinya malah tayang Januari. Aku tau ini bagian dari strategi promosi jadi gak apa lah itung-itung melatih kesabaran. Yang jelas penantian aku selama kurang lebih tiga bulan gak berakhir sia-sia karena filmnya memang luar biasa. Awalnya alasan utama pengen nonton itu ya karena para pemain utamanya: Rendy Herpy yang memang kegantengannya gak perlu diragukan lagi ditambah aktor dari casting yang gak kalah tampan, Hamas Syahid. Hehehe. Terus bintang utama wanita yang cantik dan berhijab sempurna, Ressa Rere.



















Sesuai gambar di atas, Rendy Herpy memerankan tokoh bernama Lefan Aurino. Lefan ini adalah sosok yang tegas dan pekerja keras. Hamas Syahid memerankan tokoh bernama Azka Pradipta. Azka merupakan arsitek hebat yang mendapat cobaan hidup yang luar biasa yang menyebabkan kesuksesannya yang menuju puncak hilang seketika. Satu lagi, Ressa Rere memerankan tokoh utama wanita bernama Kareina Zahra yang merupakan mahasiswa cerdas dan sangat berbakti dengan orang tuanya.

Aku gak akan bikin postingan ini jadi spoiler, jadi aku bakal ceritain adegan-adegan yang menurut aku layak untuk diambil hikmahnya. Oke untuk yang pertama dan yang menjadi penyebab bertemunya ketiga pemeran utama adalah hasil penelitian atau ide seorang mahasiswi yang tidak lain adalah Kareina. Idenya adalah tentang inovasi untuk mendaur ulang air wudhu. Karena ide ini lah Lefan dan Azka terlibat dalam sebuah projek dan akhirnya menjadi teman dekat. Tapi sayang cerita daur ulang air wudhunya gak berkelanjutan, gak tau jadinya kayak gimana karena ini bukan inti utama film.

Karena projek ini juga akhirnya seorang Lefan jatuh cinta pada Kareina dan berniat untuk melamarnya. Ini nih salah satu yang bikin baper, jatuh cinta langsung dateng menghadap ayah sang wanita. Dua jempol! Haha. Sayangnya ketampanan dan keberanian Lefan tidak cukup membuat Kareina menerima lamarannya, karena Reina mencari sosok lelaki yang lebih baik agamanya daripada Lefan. Di sini Lefan bukanlah seorang ahli ibadah. Lefan punya alasan tersendiri kenapa ia jarang beribadah, yaitu kehancuran dalam keluarganya. Sang ayah yang menikah lagi dan ibu yang meninggal karena terlalu larut dalam pedihnya dikhianati dan juga sang kakak yang adalah pendakwah namun tidak pernah memperhatikan dia. Lefan berpikiran bahwa ibadah yang dilakukannya adalah percuma.

Kareina yang menolak lamaran Lefan menyebabkan sang ayah kecewa. Karena di mata ayahnya, Lefan tak mempunyai cacat, tampan, dan tentu saja mapan. Nah, di saat Reina meminta maaf pada sang ayah, di sini air mata mulai keluar. Reina yang menganggap bahwa hal itu telah membuat ayahnya bersedih padahal sang ayah telah menerima keputusan Reina yang hanya mau menikah dengan yang baik agamanya. Kalimat indah yang keluar dari mulutnya di sela tangisannya yang sampe sekarang gak aku lupa “ Ayah, aku hanya ingin menikah dengan laki-laki yang jika bersamanya, Allah dan surga-Nya terasa dekat” jujur sebelum denger kalimat ini, aku hanya membayangkan calon suami yang tampan, mapan, yang intinya indah fisiknya. Ya dua puluh tahun udah wajar kan kalo mikirin calon suami hehehe.. tapi setelah denger kalimat ini, aku akhirnya setuju dengan pernyataan yang sering dilontarkan ibuku “Nak, ganteng akan hilang dimakan usia, harta bisa habis sekejap jika Allah berkehendak. Carilah sosok lelaki yang mencintaimu apa adanya bukan lelaki yang hanya bisa membual saja”. Duh nulis ini jadi baper lagi.

Lanjut, akhirnya sang ayah menemukan calon yang dirasa pas dan sesuai keinginan Reina. Mendengar kabar Reina akan menikah, Lefan galau. Lalu Lefan mencari Azka dan berniat ingin curhat pada temannya itu. Namun, tanpa sepengetahuan Lefan, Azka ternyata sedang mendapat musibah. Azka buta karena sebuah kecelakaan. Ada satu adegan yang mengharukan karena kecelakaan Azka ini. Azka yang sejatinya merantau ke Jakarta tidak ingin ibunya tau kalau dia telah buta. Sementara ibunya di Surabaya mengalami sakit parah dan koma sehingga adik Azka juga tidak tega untuk memberitahukan hal itu pada Azka. Sampai akhirnya ada teman Azka yang keceplosan menanyakan kabar ibu Azka yang sedang koma. Azka langsung terkejut dan menangis sejadi-jadinya disusul oleh tangisan para penonton di bioskop. Sumpah, aku langsung mewek liat ini. Gak sanggup. Gak kebayang gimana dan apa yang akan aku lakuin kalo aku jadi Azka. Hingga akhirnya Azka pun memutuskan untuk pulang ke Surabaya dan berhenti dari pekerjaannya sebagai arsitek dan semua orang di kantornya, kehilangan.

Saat Azka di Surabaya, ada satu perbincangan di mana Azka bertemu sahabatnya yang diperankan oleh Irwansyah. Aku lupa nama sahabatnya itu, anggap saja si Fulan. Di sini si Fulan berniat untuk mengajak Azka ke Jerman untuk operasi,  namun Azka menolaknya. Sampai akhirnya si Fulan menyimpulkan bahwa Azka merasa bahwa hanya dirinya yang dilanda masalah. Satu kalimat si Fulan yang juga membekas dan cukup nampar adalah:
Baca caption instagramku, oh ya yang main instagram bolelah difollow. Hehe.
Akhirnya Azka menerima segala cobaan dari Allah tersebut dan melupakan segala hal duniawi, ia memutuskan untuk melanjutkan dan menyempurnakan hapalan Al qur’annya. Oh ya ada satu adegan yang cukup menarik dan mengundang gelak tawa saat Azka belum kecelakaan. Di mana ia sedang berada di masjid dan mencoba untuk mengingat hapalannya, ia sedikit lupa di tengah kalimat lalu ada lelaki lain yang menyambung kalimat tersebut, di sini Azka sedikit terkejut namun merasa bahagia, kira-kira begini ekspresi bahagianya:

Ini ambil dp bbm temen yang sempet-sempetnya moto di bioskop

Berpindah ke bahasan lainnya, ada satu lagi pelajaran yang cukup berharga tentang dakwah. Ini tentang kakak Lefan. Kakaknya tersebut adalah seorang wanita pendakwah yang sudah banyak sekali undangan untuk pengajian. Sampai suatu malam Lefan dan kakaknya berada di sebuah perdebatan yang intinya adalah Lefan menerima jika kakanya adalah seorang pendakwah, tapi Lefan akan lebih bahagia jika kakaknya punya lebih banyak waktu untuk keluarga terutama tentang dakwahnya. Lefan ingin kakaknya lebih baik berdakwah dulu di depan keluarga sehingga kehancuran keluarganya tidak pernah terjadi. Di luar dugaan Lefan, kakaknya shock karena teguran Lefan tersebut dan membuat penyakitnya kambuh hingga akhirnya meninggal dalam penyesalan. Satu hal yang penting menurutku, ada banyak sekali orang-orang seperti ini. Dia merupakan pendakwah yang terkenal tapi banyak keluarganya yang tidak mengerti agama. Sederhananya, ada temanku yang selalu berdakwah di sosial medianya, mengingatkan keutamaan berhijab dan menjauhi zina, tapi adik dan ibunya sendiri tidak berhijab bahkan adiknya selalu mengumbar foto mesra bersama pacarnya. Kira-kira begini lah maksud Lefan. Apa salahnya jika berdakwah di hadapan keluarga dulu, baru mengingatkan masyarakat yang lebih banyak lagi. Karena ada firman Allah yang intinya adalah jagalah keluargamu dari siksa api neraka. Sekali lagi, ini benar-benar banyak terjadi di kehidupan kita. Semoga kita dan keluarga selalu berada di lindungan-Nya dan selalu diridhoi. Aamiin.

Bagi yang penasaran silahkan ke bioskop untuk menyaksikan film syar’i ini karena begitu banyak pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik. Aku sendiri udah jatuh cinta sama pemeran Azka. Nah loh ini salah fokus, hehehe. Ada satu lagi film yang diperankan oleh Hamas Syahid dan sudah tayang di bioskop sejak kemarin, Ketika Mas Gagah Pergi. Di bawah adalah poster filmya. Liat trailernya sih kayaknya oke juga dan tentunya bernuansa islami layaknya Tausiyah Cinta, tapi bedanya, masih ada adegan yang memperlihatkan aurat wanita sedangkan di Tausiyah Cinta semua wanita mengenakan hijab dan tak ada adegan berdua-duaan yang bukan mahram. Reina naik ojek pun tidak dibonceng oleh ojeknya. Nah kan jadi bingung? Yaudah nonton aja mumpung filmnya belum turun layar alias makin banyak menambah layar di seluruh Indonesia.

Intinya karena film Tausiyah Cinta ini, aku mulai banyak bersyukur sama kehidupan yang aku punya. Dulu, hanya karena sosok lelaki, aku pernah menangis berlarut-larut sampai lupa makan lupa Allah. Alhamdulillah aku udah sadar kalo itu salah, harusnya aku selalu menyerahkan semua keluh kesah di atas sejadah bukan di bawah bantal. Film ini juga mengubah pandanganku terhadap calon suami yang seperti aku bilang tadi, tampan bukanlah yang utama, seperti kalimat di adegan terakhir Kareina “Karena tampan itu berdurasi, hanya yang mencintai Al qur’an lah yang menyejukkan hati”. Ada lagi kalimat yang bikin baper dan diutarakan oleh salah satu teman Azka “Jomblo itu memang menegarkan, tapi nikah jauh lebih menentramkan”. Sumpah ini bukan kode, Bang. Adek mau namatin kuliah dulu kok. Hahaha.
Oh ya satu lagi, soundtrack film Tausiyah Cinta juga enak banget buat didengerin. Recommended buat lagu pengantar tidur. Lembut dan adem banget dengernya. Oke deh, kayaknya segini dulu reviewnya, semoga gak terlalu spoiler ya. Dan semoga bulan ini cuma nikahan Fedi Nuril aja yang bikin sedih, bukan nikahan mantan. Wkwk.

Lebih menggegerkan dibanding teror bom Sarinah. 


Akhirnya, this is end of my movie review. Semoga nanti di posting selanjutnya bisa posting review film Ketika Mas Gagah Pergi. Ini lagi nyesuain jadwal sama temen biar bisa nonton. Semoga ada yang nungguin postingan aku selanjutnya. Hehehe. Thanks for reading, guys. I love you if you leave comment. Wkwk.

13 komentar:

  1. Padet reviewnya, Rahmi. Emang ya film dengan genre kayak gini paling banyak diminati cewek-cewek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi pas aku nonton byk kok cowok2 yg nntn jugak

      Hapus
  2. aaaak jadi pengen nontoooooon :G sarat makn nampaknyaaa

    BalasHapus
  3. Wah, ada film bagus lagi. Gak akan sempet nonton lagi kayaknya gue. Huhu.

    Sibuk mulu.

    BalasHapus
  4. Yakkk kapan curhat lagi. Aku merindukan curhatanmu. Dan senyumanmu yang ditekuk 70° ke arah bawah :) eaaa wkwk

    BalasHapus
  5. Aaaa sampe sekarang belum nonton film ini,, di tasik belum ada :( huhuhuhu

    BalasHapus

Jadilah blogwalker yg baik dan jangan jadi silent reader.. Berkomentarlah sebelum diharamkan.. No Spamming, No SARA. karena udah aku setting NO CAPTCHA :* (@tutiarahmi_)