Jumat, 25 Maret 2016

Kang Abay, Seminar Pra Nikah

Di postingan sebelumnya aku ada niat untuk share apa aja yang aku dapet dari ikut seminar pra nikahnya Kang Abay di Al Azhar CH Palembang. Tapi sebelum bahas itu aku mau nyurahin apa yang aku pendem dari tadi siang, bahkan dari kemaren setelah denger komentar-komentar orang soal aku yang ikut seminar “beginian”. Aku gak ngerti sebenernya apa yang kalian pikirin tentang kata “seminar beginian”. Niat aku ikut ini untuk nambah ilmu dan berharap bisa makin yakin dengan pilihan hidup saat ini.

Dengan kata “beginian” akan muncul banyak persepsi di benakku. Aku menganggap kalau kalian mengatakan itu seolah-olah apa yang aku lakukan ini tak bermanfaat. Tak ada gunanya. Ada beberapa yang berkomentar “Kayak kurang kerjaan aja ikut beginian” Apa yang salah? Kalian pikir orang yang ikut seminar ini pasti orang-orang yang pikirannya mau nikah (aja). Come on, guys! Tolong lebih berpikir terbuka, sedikit saja. Memangnya apa yang ada di benak kalian? Aku mengira kalo kalian beranggapan seminar pra nikah pasti lah membahas pernikahan, benar begitu kah? Kalo iya, kalian salah besar. Untuk aku pribadi, sama sekali belum berkeinginan untuk menikah sekarang, di usia yang baru menginjak 20 tahun, aku masih sangat sangat belum siap. Niatku malah ingin menyelesaikan studi S2 dulu baru mau berpikiran untuk menikah. S1 aja belum lulus. Aku pengen banget nikah di umur 24 dan sudah punya gelar master. So, kalau sesuai rencana dan jodohnya emang akan datang di waktu yang aku inginkan itu, setidaknya masih empat tahun lagi. Kang Abay tadi juga bertanya, siapa yang memiliki rencana menikah pada usia di bawah 25 tahun? Aku langsung ngacung, dan tebak, hampir semua peserta juga begitu. Kang Abay juga mengatakan akan lebih baik jika menikah di atas usia 22 tahun, khususnya wanita karena semua bagian tubuh terutama organ reproduksi sudah benar-benar siap. Jadi setidaknya ada dua tahun lagi jika menunggu usia 22. Lalu salah jika aku ikut seminar pra nikah sekarang?

Gratis...
Seminar pra nikah yang aku ikuti tadi itu ya seperti judulnya “PRA” atau sebelum. Memangnya sebelum menikah itu apa yang harus kita persiapkan? Apa yang kalian pikirkan? Semua orang toh nantinya akan menikah kan. Nikah ya memang sudah jadi jalan hidup dan juga bagian dari ibadah. Tapi tak tau lah jika kalian memang tidak berpikir untuk menikah. Yang jelas aku sangat geram dengan kalian yang menarik kesimpulan kalo orang yang ikut seminar pra nikah adalah orang-orang yang ‘gak sabar’ banget pengen ngerasain nikah. Kita anggap memang benar. Di seminar tadi saja, hanya disediakan 500 kursi, namun taukah kalian, ada 1000 orang lebih yang datang. Mereka rela duduk lesehan tanpa kursi. Nah, mungkin dari sekian banyak orang yang datang itu, separuh di antaranya memang adalah orang-orang yang ‘ngebet’ pengen nikah.

 Terus apa yang salah? Nikah itu ibadah, semua orang yang sudah menikah mengatakan kalau nikah itu indah. Jauh lebih indah dibanding masa pacaran yang sangat digemari oleh hampir semua remaja masa kini. Entahlah. Yang jelas aku dan juga sahabatku yang pergi ke seminar itu tadi mendapat komentar yang sama dan kami sama sekali belum berpikiran bahkan belum siap untuk menikah. Sebenernya inti dari curhatanku ini satu, kalo kalian gak suka sama apa yang kami lakuin, cukup diam dan berhenti memberi komentar yang negatif, karena kalian gak tau sejauh mana komentar itu berpengaruh bagi yang dikomentari. Aku sama sekali gak marah apalagi sakit hati. Aku cuma berharap kalian untuk lebih mendisiplinkan diri sebelum berkomentar. Pikir dulu, kira-kira orang yang dikomentari akan menerima dengan mengerti atau malah sakit hati. Aku sih bisa menerima apa yang kalian pikirkan itu, cuma aku gak habis pikir dengan anggapan kalian kalau ikut seminar pra nikah adalah hal yang ‘buang buang waktu’.

Kita akhiri sesi curhatnya, aku bakal bahas seminarnya. Beberapa hal yang aku dapat tadi. Mungkin bisa dibilang ilmu, yang semoga bisa bermanfaat.Yang paling utama dan paling lama dibahas tadi adalah dua pilar kehidupan menurut Kang Abay dan aku setuju. Do’a dan mindset. Hidup ini memang sangat bergantung pada bagaimana kita menjalaninya. Pasti pernah denger ungkapan, “Percayalah pada kekuatan do’a”. Aku setuju sekali dengan kata-kata itu. Kita, khususnya aku sendiri seringkali tak sadar bagaimana do’a sangat memiliki peranan besar dalam kehidupan kita. Setelah mendengar banyak cerita dari Kang Abay tadi, yang tentunya kisah nyata dan juga beberapa pengalaman pribadinya, aku baru sadar kalo ternyata do’a itu memang berperan sangat besar. Misalnya saja aku pribadi, sebelum mulai ujian di kampus aku selalu berdo’a supaya ujiannya dilancarkan, walaupun hanya merunduk sebentar aku sempatkan berdo’a. Hasilnya, saat ujian, sesulit apapun soal, pasti bisa menjawabnya. Terlepas dari jawaban itu benar atau salah. Lihat? Hanya sekedar berdoa sebelum ujian. apalagi jika do’a itu memang kita panjatkan kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Seperti lirik lagunya Kang Abay “Di malam hening aku mengadu”.  Yapss, apalagi kalo sering berdo’a di sepertiga malam, aku yakin kekuatan do’a itu akan semakin terasa. Tapi ingat, tak selamanya apa yang kita inginkan itu akan dikabulkan. Tekankan juga dalam hati jikalau DIA tahu yang terbaik bagi hamba-Nya. Terkadang apa yang kita inginkan akan diganti dengan apa yang kita butuhkan. Percayalah, skenario-Nya adalah yang terbaik.

Terkait dengan keyakinan ini tadi, terhubunglah kita pada pilar yang kedua, yaitu mindset. Aku juga sangat percaya ini. Sekuat apapun kita berusaha, jika dalam pikiran kita, kita akan gagal, maka akhirnya kita akan menemui kegagalan. Sebaliknya, jika keyakinan dalam pikiran atau mindset kita yakin, kemungkinan hasilnya juga akan sesuai dengan keinginan. Seperti aku sendiri, dulu saat di bangku SMK, sangat tidak berani untuk mengungkapkan keinginan untuk kuliah pada orang tua tapi ada sisi lain di pikiranku kalau aku pasti bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang itu entah kapan dan bagaimana caranya. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Aku mendapat beasiswa untuk kuliah di perguruan tinggi negeri di Sumsel. Aku mengira aku hanya akan bisa kuliah jika sudah berpenghasilan sendiri, tapi nyatanya Tuhan lebih suka jika aku bisa langsung melanjutkan kuliah di waktu yang memang seharusnya. Contoh lain misalnya nilai selama kuliah. Di semester pertama, aku hanya berani mematok target dengan mindset “nilai A tidak boleh lebih sedikit dari nilai B, minimal harus imbang” hasilnya? Nilai A dan B-ku imbang. Semester kedua dan hingga saat ini, aku ubah mindsetku kalau “nilai A harus lebih banyak dari nilai B”, hasilnya selalu begitu, A lebih banyak dari B. Aku sangat percaya bahwa mindset ini tadilah yang membuat aku bisa belajar lebih giat dari sebelum-sebelumnya.

Kita tinggalkan bahasan tentang pilar kehidupan. Kita lanjut ke bahasan seminar selanjutnya. Kang Abay membuat pernyataan bahwa “AKTUALISASI CINTA HANYA ADA DALAM PERNIKAHAN”. Lagi-lagi aku setuju. Gak ada yang lebih keren daripada laki-laki yang hanya akan mengaktualisasikan cintanya setelah ijab terucap. Gak ada yang lebih mengagumkan daripada seorang laki-laki yang tak akan menyatakan cintanya kecuali ia memang telah siap menikahi. Gak ada yang lebih kece dari seorang laki-laki yang jika diberi pilihan “Halalkan atau tinggalkan?” ia akan memilih menghalalkan. Lah emang babi, haram. Oke ndak lucu.

Satu lagi yang gak kalah menarik adalah bahasan “MENJEMPUT JODOH IMPIAN DUNIA AKHIRAT DENGAN 3M” M yang pertama, mengikhlaskan. Mengikhlaskan ini 100% pekerjaan hati. Mengikhlaskan masa lalu adalah yang paling utama. Ada satu cerita Kang Abay bahwa ada teman yang sampai 11 kali gagal dalam ta’aruf hanya karena ia belum bisa melupakan wanita pertama yang menolak lamarannya. Padahal wanita itu menolak karena sudah ada yang melamar terlebih dahulu. Ia memang terlihat menerima, tapi nyatanya belum ikhlasnya dia tersebut membuatnya gagal dalam menjemput jodohnya. Ada satu kalimat yang sangat mengena dari Kang Abay tadi, “belum tentu orang yang menolak atau mengabaikanmu adalah orang yang lebih baik darimu ataupun yang terbaik untukmu, tetaplah berprasangka indah pada Allah dan yakin DIA telah siapkan yang jauh lebih pantas”  terima kasih Kang Abay, sangat menguatkan saudarimu yang sudah pernah merasakan sakit hati karena diabaikan ataupun ditinggalkan ini :D Oke skip, M yang kedua adalah memantaskan. Selalu ingat kata-kata-Nya, “wanita yang baik untuk lelaki yang baik, begitupun sebaliknya”. Memantaskan diri adalah cara meyakininya. Jika ingin lelaki yang seperti Rasulullah SAW, jadilah seperti Aisyah. Jika ingin yang seperti Ali, jadilah seperti Fatimah.

Lalu M yang terakhir adalah mendapatkan. Ini sangat jelas. Bagaimana kita bisa menjemput jodoh impian jika kita belum mendapatkan seseorang yang diinginkan. Ya bisa dibilang incaran. Seperti Kang Abay sendiri, yang jadi istrinya sekarang adalah temannya di SMA yang menikah setelah beberapa tahun tidak saling berkomunikasi. Namun lucunya, Kang Abay pernah menyatakan rasa ingin menikahi wanita itu di saat kelas 3 SMA. Dan kerennya, ia tidak meminta wanita itu menunggu, ia hanya mengatakan ia ingin wanita itu menjadi istrinya dan punya keyakinan itu akan terjadi suatu hari nanti tanpa menutup kemungkinan bahwa mereka mungkin nantinya akan bertemu lawan jenis yang jauh lebih baik dari keduanya. Kang Abay hanya menyatakan rasa tanpa mau berkomitmen atau istilahnya menjalin hubungan alias pacaran. Terbukti dengan mereka yang sama sekali tidak berkomunikasi di masa kuliah. Yang satu di Bandung, yang satu di Jakarta. Sampai akhirnya mereka tak sengaja berkomunikasi kembali lalu Kang Abay kembali mengatakan hal yang sama bahwa ia punya keyakinan wanita itu akan menjadi istrinya, dan kali ini ia menambahkan maukah menjadi istrinya. Wanita itu mau dan singkat cerita akhirnya mereka menikah dan kini telah dikaruniai dua anak. Siapa yang gak mau kayak gini? Pertama kali jatuh cinta langsung pada jodohnya.

Mungkin segini aja yang bisa aku share kali ini, maafkan bila ada kata-kata yang menyakiti terutama di bagian pembuka. Dan satu lagi, buat penggemar suaranya Kang Abay dan belum pernah mendengar secara langsung, Sumpah suara aslinya emang keren banget dan ngademin. Masih gak percaya kalo tadi udah liat secara langsung dari jarak kurang dari 15 meter. Sudah tampan suaranya juga menenangkan, semoga masih ada stok laki-laki seperti itu di dunia ini :D Inget ya, jangan hanya berharap, pantaskan diri juga! *ngomong sama kaca*. Sebelum aku tutup, ada satu hal yang cukup bikin geli tadi di saat seminar yaitu ada satu cewek yang jilbabnya sama persis dengan yang aku pake. Rasanya itu nano nano, mau pulang iya, mau nyamperin itu cewek ngajak foto bareng juga iya. Ya Lucu aja. Gak aneh sih, kan bukan jilbab bikin sendiri, cuma jilbab beli di pasar, kesamaan warna ataupun motif itu sudah sangat biasa.

Gak ada dokumentasi sama Kang Abay, yaudah sama dia ajah. Bye! 
Well, this is the end of my post. Thanks for reading and good night. Don’t forget to leave your comment and don’t be ‘ANON a.k.a Unknown user’, please! :)

25 komentar:

  1. Balasan
    1. Masa sih kak, kayaknya masih byk yg di skip haha

      Hapus
  2. Niatnyo nak ngomen tadi, tapi la teliat komen nopri duluan, yosudah dk jadi, dak jadi. Wkwkwk

    BalasHapus
  3. kmren pas kang Abay k kotaku, pengen banget ikutan, tp ada jadwal kuliah yg g bsa ditinggalkan. makasih share ilmunya y Tiyak :))

    pas aku ngeshare info seminar itu ke tman tman aku, responnya jg kaya gt. duuh mreka aja tuh yg agak agak agak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang kamu kota mana mut?
      Iya sama2 ya semoga ilmunya sampe hehe


      Dapet komen sama yaa haha maklumin aja ya aku emang suka nyurahin ke blog wkwk

      Hapus
  4. yang pasti persiapannya untuk laki2 harus siap iman dan islamnya, juga planing buat acara nikahan.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus dong! Iman islam tu mutlak. Wajib hukumnya haha

      Hapus
  5. Wah okeh juga nih mbak keren, ahi hi hi pokoknya muantappp deh tulisannya,

    BalasHapus
  6. tapi saya sering menemukan seorang laki2 yang masih ragu ketika akan menikah namun belum ada biaya.. dan masih takut kalau sudah nikah,nanti biayai istri gimana ? kalau punya anak biayainya gimana ? dan sederet pertanyaan lainnya.. kayaknya lelaki seperti itu harus baca postingan ini deh. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Langsung aja kasih link blog ini ke orangnya, Mbak.. *eh hahaha

      Hapus
  7. Itu sampe 1000 orang banyak banget yang dateng! Udah pada kebelet nikah kali ya?:(

    Anyway, gue juga yakin 85% orang disana pasti jones. Hmm.. haha :D

    BalasHapus
  8. dek, apakah ada dokumentasi foro seminarnya?

    BalasHapus
  9. dek, apakah ada dokumentasi foro seminarnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada sih mba ya cuma gak bagus. duduk paling belakang :')

      Hapus
  10. Masya Allah.. Ini alasannya kenapa pput suka bgt sama Kang Abay, apalagi lagu-lagunya.. Menginsfirasi bgt,, Kisah cintanya ituloh subhanalloh..
    Sekarang, masih adakah ikhwan yang seperti itu?? Insya Allah ada yaa :D #ngarep

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pantes pantesin diri dan terus berusaha hahaha

      Hapus
  11. Wih ada ya seminar gini :D hehe baru tau aku pasti nambah wawasan banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Googling aja 'seminar pra nikah' banyak pasti hehehe..kok bisa nyasar kesini ya tapi? :))

      Hapus
  12. Nice post. makasih kk ilmunya. semoga bermanfaat in syaa Allah

    BalasHapus

Jadilah blogwalker yg baik dan jangan jadi silent reader.. Berkomentarlah sebelum diharamkan.. No Spamming, No SARA. karena udah aku setting NO CAPTCHA :* (@tutiarahmi_)