Apa kabar blog tercintaku? Apa
kabar kalian yang suka nyasar ke sini? Maafin yah lama gak update. Banyak
sekali alasannya tapi mending jangan dibahas karena lebih penting untuk
membahas alasan aku nonton film ini yang udah tayang di bioskop sejak sebulan yang
lalu dan kabarnya hingga saat ini masih ada beberapa bioskop yang masih
menayangkannya dan belum menariknya dari peredaran. Oke, sebelum aku cerita
alasannya dan bagaimana kisah film ini dari awal sampai endingnya, aku mau
kasih tau kalo aku sekarang udah jalan semester 5 dan mata kuliahnya semakin
berat. Doakan semoga otak gak bakal minta resign ya. Haha.
Aku gak punya banyak koleksi foto
yang bisa aku masukin di postongan kali ini, karena aku cuma mau fokus sama
filmnya. Alasan utama aku mau nonton film ini adalah trailernya yang bikin
penasaran banget dan tentu saja pemain utama prianya adalah Fedi Nuril dan
pemeran utama wanitanya Laudya C. Bella dan aktris kece berambut indah, Raline
Shah. Alasan lainnya adalah salah dua pemain pendukungnya ada Kemal Palevi dan pemeran
karakter favorit aku di ‘THE EAST’ netipi. Yang bikin kesel adalah film ini
tayangnya di masa-masa libur panjang kuliahku, kalo gak salah 15 Juli lalu.
Sedangkan aku posisinya lagi di kampung halaman bukan di kota perantauan. Udah
mikir kalo gak bakal bisa nonton di bioskop, karena yakin nantinya saat udah
balik ke Palembang, filmnya udah gak ada lagi dan terpaksa cari di youtube atau
tunggu ada temen yang download atau yang paling menyedihkan, tunggu aja tayang
di layar kaca yang kemungkinan besar bisa berbulan-bulan kemudian.
Ternyata dugaan aku salah. Film ini
berhasil menembus satu juta lebih penonton yang sekarang semakin bertambah dan
membuat dia bertahan di banyak bioskop di Indonesia. Alhasil, saat aku kembali
ke Palembang tanggal 9 Agustus, beberapa hari yang lalu, aku coba search web resmi bioskop kalo ternyata
filmnya masih ada. Aku yang sampe di Palembang jam 12 siang langsung berangkat
ke mall deket kosan berdua dengan sahabatku untuk nonton yang tayang jam 6
sore. Tentunya kita berangkat setelah kosan berdebu tebal setelah dua bulan
lebih ditinggal sudah kinclong bersih harum mewangi siap ditiduri.
Sialnya kita lupa kalo itu hari
Minggu, ya harus rela bayar bioskopnya lebih mahal dari biasanya dan diapit dua
pasangan saat nonton. Aku punya cerita tentang satu pasangan ini, nanti aku
ceritakan di akhir postingan. Sekarang aku mau ceritain bagaimana kisah filmnya
dulu. Buat yang belum nonton, maaf ya kalo kalian tau ceritanya dari aku bukan
dari mata kepala kalian sendiri. Halah.
Topik utama film ini adalah
poligami. Kisahnya bermula dari ada tiga sahabat mahasiswa arsitek yang sedang
mencari sebuah masjid untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya. Salah satu
dari ketiga sahabat itu adalah Fedi Nuril, pemeran tokoh utama pria, Pras. Pras
adalah seorang anak yang dibesarkan di panti asuhan karena ketika kecil, Ia
ditinggal oleh ibunya yang bunuh diri di depan kedua matanya. Di tengah
pencarian alamat, Fedi melihat dari spion mobilnya ada seoramg anak kecil yang
jatuh dari sepedanya dan kesulitan untuk bangun. Mereka pun mengantarkan anak
tersebut ingin pergi, yaitu sebuah masjid tempatnya belajar dan disinilah untuk
pertama kalinya Pras bertemu dengan Arini (Laudya C. Bella), dan mereka pun
berkenalan. Pras jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu juga Arini. Singkat
cerita, mereka pun berta’aruf dan kemudian menikah lalu dikaruniai seorang
putri cantik yang diberi nama Nadia, dan mereka berdua selalu memanggilnya Tuan
Puteri.
Lima tahun kemudian, Tuan Puteri
telah tumbuh dan menuruni bakat sang bunda dalam berdongeng. Suatu ketika, Tuan
Puteri dan bunda Arini pergi ke desa berkunjung ke rumah nenek dan kakeknya.
Kebetulan Pras, belum bisa berangkat bersama dikarenakan urusan pekerjaan yang
tidak dapat ditinggalkan. Di tengah perjalanan menuju kantornya, Pras melihat
kepulan asap di jurang dan Ia mendapati sebuah mobil di sana. Ia membawa wanita
yang ada di dalam mobil tersebut ke rumah sakit dengan segera. Wanita tersebut
ialah Meirose (Raline Shah), seorang non muslim dari keluarga broken home di mana Pras mengetahui
kisah wanita itu dari sebuah video di handphone Meirose yang ditemukan tim dokter
terselip di baju pengantinnya. Ya, Meirose kecelakaan dalam keadaan memakai
baju pengantin. Aku sempat mengira kalau Meirose ini kabur dari pernikahannya
dan mengalami kecelakaan ternyata yang benar adalah Ia dalam kondisi hamil dan
dijanjikan akan dinikahi namun malah dikhianati dan tertipu. Ia membawa
mobilnya dengan kecepatan tinggi yang kemudian sengaja memasukkan mobil ke
jurang, karena ia berniat bunuh diri.
Pras yang menunggu di depan ruang
gawat darurat terkejut saat dokter meminta ia menyetujui istrinya di operasi
untuk menyelamatkan anak yang ada dalam kandungan Meirose. Pras mengatakan pada
dokter bahwa Meirose bukanlah istrinya namun Ia bersedia bertanggung jawab atas
segala kebijakan rumah sakit terutama biaya.
Singkat cerita, lahirlah ke dunia
seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Akbar Muhammad oleh Pras. Ketika
Ia kembali ke kamar rawat Meirose, Pras tidak mendapati Meirose di tempat
tidurnya. Pras meminta bantuan pihak rumah sakit untuk mencarinya dan Pras
mendapatinya hendak meloncat dari atas gedung rumah sakit. Melihat situasi ini,
Ia kembali teringat saat-saat ibunya hendak bunuh diri dulu. Ia tidak ingin,
Akbar mengalami hal yang sama dengannya. Ia menangkap tangan Meirose yang saat
itu sudah meloncat, Pras menangkap tangannya dengan tepat waktu. Di saat itu
Meirose memaksa Pras melepaskan tangannya dengan semua umpatannya untuk
laki-laki yang telah mengkhiantinya yang akhirnya membuat Pras berkata “Demi Allah, aku akan nikahi kamu” yang
akhirnyan membuat Meirose luluh dan langsung memeluk Pras.
Meirose masuk islam dan malam itu
juga didatangkan penghulu dan dua orang saksi yaitu dua sahabat Pras. Pras
meminta dua sahabatnya untuk merahasiakan hal tersebut dari istrinya, Arini.
Karena Pras merasa belum pas waktunya karena tak lama setelah itu, Arini menelpon
meminta Pras segera menyusulnya ke desa dan setibanya Pras di sana, ada banyak
orang berpakaian hitam-hitam. Alasannya adalah karena ayah Arini telah
meninggal dunia hari itu. Di saat orang-orang berkumpul itu, ada seorang ibu
dan seorang gadis datang dan langsung mendekati keranda jenazah ayah Arini dan
menangis sesenggukan dan terbukalah rahasia selama 15 tahun dari mulut ibu
Arini bahwa almarhum telah berpoligami.
Pras yang masih belum berani
mengatakan kebenaran pada Arini semakin menciut ketika melihat reaksi Arini
atas semua perkataan ibunya tentang poligami ayahnya. Di mana ayahnya menikahi
perempuan itu karena kasihan dan menyelamatkan perempuan tersebut. Persis
dengan apa yang dilakukan oleh Pras.
Langsung ke puncak masalah, di
mana Arini akhirnya mengetahui semua yang disembunyikan oleh Pras dan Ia datang
ke rumah Meirose dan mencaci maki Mei tanpa mau mendengar penjelasan dan
permohonan maafnya hingga akhirnya Ia pisah rumah dengan Pras. Tuan Puteri yang
tidak pernah tau permasalahan apa yang terjadi pada kedua orang tuanya tersebut
akhirnya bertanya pada sang Ayah dan bundanya di depan sekolahnya. “Ayah sama Bunda marahan, ya? Kalo Ayah sama
Bunda marahan, gimana kalian mau ngasih Pangeran kecil untuk Nadia?” Seketika
itu juga, Pras menangis dan mengatakan bahwa ia dan Arini tidak ada masalah,
dan menjelaskan pada putrinya bahwa Ia hanya banyak urusan kantor dan akan
segera pulang ke rumah. Tuan Puteri percaya dan akhirnya tersenyum sambil
memberi pesan pada ayahnya kalau beberapa hari ke depan akan ada pertunjukkan
dirinya mendongeng. Pras berjanji akan datang.
Hari H yang dimaksud oleh Nadia
pun datang. Nadia menunggu ayahnya yang tak kunjung datang dan memaksa bundanya
untuk menelpon Pras. Arini pun akhirnya setuju dan ternyata Pras sedang dalam
perjalanan menuju ke gedung pertunjukkan. Sesaat setelah Arini menelpon,
Meirose juga menelpon dan panik memberi kabar bahwa Akbar tak kunjung berhenti
muntah-muntah. Pras sempat bimbang dan akhirnya memutuskan untuk memutar
mobilnya untuk segera membawa Akbar ke rumah sakit. Arini menelpon lagi dan
saat Pras mengatakan bahwa ia belum bisa datang karena Akbar muntah-muntah.
Mendengar itu Arini sedikit geram dan langsung mematikan handphonenya. Nah, ini
adegan yang bikin nangis. Tak lama setelah itu Arini menelpon lagi dan kemudian
menanyakan “Muntahnya cair atau padat?” Pras
terdiam dan kemudian Arini mengulangi pertanyaannya dan Pras pun memberikan
handphonenya pada Meirose karena Meirose pasti bisa menjawabnya. Arini lalu
menanyakan suhu badan dan sebagainya lalu memberi saran dan cara mengatasinya.
Ibu Arini, nenek Nadia yang berada di belakang Arini, langsung memeluk Arini.
Sumpah terharu banget, sekarang aja aku ngetiknya gak kerasa keluar air mata.
Akhirnya tiba saatnya Nadia
tampil namun Nadia belum mau memulai dongengnya dan terus menunggu sang Ayah.
Ini terasa banger dramanya, tiba-tiba pintu kebuka dan Pras berdiri di sana.
Nadia langsung tersenyum dan memulai dongengnya. Arini yang mulai menerima
Meirose akhirnya meminta Pras untuk kembali ke rumah. Sampai suatu hari, Pras
melihat di jalan ada seorang ibu-ibu yang akan diperkosa preman, niatnya tadi
menolong malah berakhir petaka, Pras babak belur dipukuli dan kemudian masuk
rumah sakit. Di sinilah mereka semua dipertemukan. Dan Arini mengatakan pada
semua sahabatnya termasuk Nadia, bahwa Meirose kini adalah adiknya.
Di akhir cerita Meirose diundang
ke rumah Arini dan bertemu Nadia. Nadia yang melihat Meirose membawa bayi
laki-laki langsung tersenyum bahagia dan meminta Meirose menginap. Saat subuh
datang, Arini mengetuk kamar dan mengajak Meirose solat berjamaah namun tak ada
jawaban. Lalu ia membuka pintu kamar dan mendapati Meirose tidak ada, yang ada
hanyalah Akbar dan sebuah handphone yang berisi video. Arini memutar video
tersebut yang ternyata isinya Meirose pamit dan meminta Arini dan Pras untuk
menjaga, merawat, dan mencintai Akbar.
Arini dan Pras langsung menyusul
Meirose ke rumahnya dan dari informasi pembantunya, Meirose tengah dalam
perjalanan ke ke stasiun karena memutuskan untuk menyusul ayah dan ibu tirinya
ke Jakarta. Mereka berhasil menemukan Meirose yang sedang meletakkan kopernya
di kereta. Pras membujuk Meirose agar tidak pergi karena Arini sudah
mengikhlaskan keadaan tersebut, namun Meirose mengatakan bahwa tak ada wanita
yang ikhlas berbagi, yang ada adalah ikhlas berkorban. Endingnya, Meirose
memutuskan untuk pergi meninggalkan Akbar dan merelakan Pras terus berbahagia
dengan Arini dan tidak akan menjadi orang ketiga lagi. Nadia pun kini memiliki
pangeran kecil dan melanjutkan dongeng indahnya.
Yah, penonton selalu menyukai
akhir yang bahagia. Satu lagi yang mau aku ceritain, pasangan yang di sebelah
aku saat nonton. Oke, kami nonton di bangku ‘A’, yang paling atas di tengah
orang pacaran. Pasangan yang duduk di sebelahku sepertinya bener-bener lagi
kasmaran. Aku sempet denger si cewek bilang ke si cowok bahwa dia kedinginan
dan si cowok pun memberikan jaketnya yang kemudian mereka tutup ke badan mereka
berdua dan beberapa detik kemudian bangku aku goyang-goyang karena keikut
bangku mereka yg juga goyang-goyang. Lagi ngapain coba? Gak mau suuzon sih,
tapi minta disuuzonin banget :( Kalo seandainya mereka Cuma pacaran sih aku
doain biar cepet nikah, ya kalo udah nikah aku doain mereka diberi kesadaran
kalo di rumah jauh lebih aman. Apanya? Auk ah. Haha. Semoga kalian gak hilang fokus
sama filmnya dan malah komen tentang akhir postingan ini, hehe. Well, this is
end of the post. Thanks for reading, guys! Mangats semester limanya, Yak!
Yuhuuu.
wah spoiler haha jadi penasaran gimana filmnya
BalasHapusUps.. maaf ya hehe buruan nonton deh :p
Hapuspengen nonton juga..
Hapusastaghfirullah, yang belakang couple itu berdua ngapain ? kok bisa goyang-goyang ? hahaha bener2 bikin salah fokus nih..
BalasHapusnice article :)
BalasHapusGunung Semeru || Gunung Rinjani || Gunung Gede || Gunung Di Jawa Tengah || Gunung Tertinggi Dunia